BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan
kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum,
tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah
semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pengertian
evaluasi menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Menurut
Gronlund, evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh
mana tujuan program telah tercapai.
b. Edwin Wand dan
Gerald W. Brown menyatakan bahwa
evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.
c. Witherington menyatakan bahwa evaluasi adalah pernyataan bahwa
sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
d. Mechrens
dan Lechman evaluasi menyatakan
bahwa evaluasi diartikan sebagai sebagai penentu kesesuaian antara tampilan
dengan tujuan-tujuan.
Kata
evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.
Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Untuk dapat mencapai hasil
pengajaran IPS dengan baik, sebelum kita melaksanakan PBM, kita menyusun Tujuan
Intruksional IPS yang meliputi Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan
Intruksional Khusus (TIK). Berdasarkan Tujuan Intruksional tersebut, kita melakukan
PBM berdasarkan pokok bahasan yang telah ditentukan dengan menerapkan teknik
dan strategi tertentu, menerapkan berbagai metode interaksi edukatif, dan
menggunakan berbagai media pengajaran.
Setelah itu kita ingin mengetahui
apakah tujuan intruksional yang dirumuskan itu tercapai atau tidak?. Untuk itu
kita harus melakukan evaluasi terhadap kecakapan anak didik yang telah
melaksanakn PBM. Pada pengajaran IPS, evaluasi ini memiliki fungsi dan tujuan
yang sangat penting.
B.
FUNSI
EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi
memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a) Untuk
mengetahui perkembangan dan kemajuan prestasi belajar
b) Evaluasi
tidak hanya memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki peserta didik,
tetapi dapat pula untuk memberikan informasi lain, misalnya : tentang sikap,
minat, bakat, dan kepribadian peserta didik.
c) Sebagai
alat seleksi
Digunakan
sebagai alat seleksi misalnya untuk penerimaan peserta didik baru, untuk
memilih siswa yang dapat naik kelas berikutnya, untuk memilih siswa yang
seharusnya mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
d) Sebagai
alat pengukur keberhasilan
Fungsi
evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh
tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah kegiatan belajar dilaksanakan.
e) Sebagai
alat penempatan
Untuk
dapat mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang peserta didik harus
ditempatkan
f) Sebagai
alat diagnosik
Misalnya
dengan melakukan evaluasi guru dapat mendiagnosis kesulitan peserta didik. Ia
dapat mengetahui letak kelemahan dan kebaikan peserta didik dalam pengusaan
setiap konsep yang telah diajarkan.
Fungsi
evaluasi pendidikan secara didaktif memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan
landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta
didiknya. Evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (=mendiagnose), yaitu
memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umunya mengalami
kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
2. Memberikan
informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta
didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberikan
bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan
pedoman untuk mencari dan menemukan
jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5. Memberikan
petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah
dapat dicapai.
6.
Memberikan
petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai. Disini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional,
yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang
telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar
yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran
tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun secara administratif,
evaluasi pendidikan memiliki 3 macam
fungsi, yaitu:
1. Memberikan
laporan
Memberikan
laporan mengenai perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran.
2. Memberikan
bahan-bahan keterangan (data)
Setiap
pendidikan harus di dasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Dala hal ini,
nilai-nilai hasil belajar peserta dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi dan
untuk menentukan apakah peserta didik dinyatakan sukses dalam proses belajar
atau tidak.
3. Memberikan
gambaran
Memberikan
gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran
tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukan
evaluasi hasil belajar.
Pada
sumber lain disebutkan bahwa evaluasi pengajran IPS berfungsi sebagai:
1. Untuk
mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM
IPS, termasuk kemampuan dan ketidakmampuan serta kekuatan dan kelemahannya
dalam menguasai materi IPS yang bersangkutan.
2. Untuk
menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang
telah dilaksanakan. Selanjutnya, data ini digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tugas berikutnya.
3. Untuk
mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan.
Jika terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas yang tidak terpenuhi, maka
pada tugas PBM berikutnya harus diperbaiki dan disempurnakan.
4. Untuk
mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual, yang selanjutnya
digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih lanjut.
C.
TUJUAN
EVALUASI PENGAJARAN IPS
Dalam
konteks pelaksanaan pendidikan evaluasi memilki beberapa tujuan.
1. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembbelajaran
dalam jangka tertentu.
2. Untuk
mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk
memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi
dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
(1) Untuk
membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh
para orang tua masing-masing.
(2) Untuk
mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau
ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
(3) Untuk
menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik
oleh guru maupun oleh siswa.
(4) Untuk
dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka
mepelajarai IPS
(5)
Untuk meningkatkan rangsangan kegiatan
belajar kepada siswa.
Supaya evaluasi pengajaran IPS ini
dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi
prinsip-prinsip tertentu.
D.
PRINSIP
EVALUASI PENGAJRAN IPS
a. Komprehensif
atau Keseluruhan
Prinsip
komprehensip yang harus dipenuhi pada evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa
evaluasi ini harus meliputi keseluruhan aspek pribadi anak-didik yang meliputi
pengetahuan atau penguasaan materi, kecakapannya, keterampilannya,
kesadarannya, dan sikap mentalnya.
b. Kesinambungan
atau kontinuitas
Prinsip
kesinambungan yang harus dipenuhi dalam melakukan evaluasi hasil PBM IPS yaitu
bahwa evaluasi ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena proses pendidikan itu juga berlangsung secara
berkesinambungan.
c. Obyektivitas
Pelaksanaan
evaluasi hasil PBM IPS harus didasarkan atas prisip obyektivitas, artinya
mengevaluasi apa adanya. Kecenderungan subyektivitas guru IPS terhadap siswa
yang dievaluasi harus disingkirkan sama sekali. Faktor emosi terhadap siswa
yang dievaluasi harus ditiadakan.
d. Komperatif
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam
mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksa¬nakan secara
bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi
pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar,
harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan
bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi
program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan
dalam mengevaluasi.
e. Berdasarkan
kriteria yang valid
Selain perlu adanya data dan fakta,
juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam
evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini
digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas
supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti
kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi
pendidikan. Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu
pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program
supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan
teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase,
interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
f. Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi
pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang
kemudian di “peties” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti
fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat
itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki
nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya
adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi,
sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan
untuk penelitian atau keperluan lainnya.
g. Diagnostik
Evaluasi program supervisi
pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau
kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh
sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus
didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat
dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang
kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
E.
SASARAN
EVALUASI PENGAJARAN IPS
Yang
menjadi sasaran evaluasi pada pengajaran IPS yaitu siswa secara individual dan
siswa sebagai anggota kelompok. Siswa sebagai anggota kelompok ini meliputi
siswa sebagai bagian dari kelasnya, dan juga dapat kelompok yang lebih luas
sebagai bagian dari angkatannya.
(1) Evaluasi
terhadap siswa secara individual, harus memenuhi prinsip komprehensif, artinya
segala aspek siswa tersebut yang meliputi pengetahuannya, kecakapannya,
kesadaran, dan sikap-mentalnya harus dievaluasi.
(2) Evaluasi
terhadap siswa dalam hubungan kelompoknya harus meliputi penguasaannya selaku
anggota kelompok.
Itulah
ketentuan yang dapat diikuti dalam melakukan evaluasi proses belajar mengajar
IPS secara wajar dan terarah. (Ph. Dewanto, Drs., et.al, Evaluasi. Penerbit CV.
Saudara Salatiga, Salatiga, 1976, halaman 19—20.
1. Objek
evaluasi
Yang dimaksud dengan objek atau
sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan.
Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegatan/proses
pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek
dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu
: input, transformasi, dan output.
a) Input
Dalam
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak
lain ialah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat ditinjau
dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai
alat untuk mengukur.
b) Kemampuan
Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan itu disebut Attitutade tes.
c) Kepribadian
Kepribadian
ialah suatu yang terdapat pada diri manusia dan mennampakan bentuknya dalam
tingkah laku.
d) Sikap
Sikap
itu merupakan tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian
yang memancarkan keluar.
e) Inteligensi
Kemampuan
untuk bertindak terarah, berfikir rasional dan menghadapi lingkungan secara
efektif (David Wechsler). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara rasional. Sebenarnya
sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran
kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang
paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai
sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang
dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan
Attitude Scale.
f) Transformasi
Transformasi
yang diibaratkan sebagai mesin pengolahan bahan mentah-bahan jadi akan memegang
peran yang sanggat penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat
menyebabkan keberhasilan yang telah ditentukan
Unsur-unsur
transformasi yang menjadi objek penilai demi diperolehnya hasil pendidikan yang
diharapkan antara lain :
1) Kurikulum
atau materi pembelajaran
2) Metode
pengajaran dan cara penilaian
3) Sarana
pendidikan atau media pendidikan
4) System
administrasi
5)
Guru dan personal lainnya dalam proses
pendidikan
2. Subjek
atau Sasaran Evaluasi
Subjek atau pelaku evaluasi adalah
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek
evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
F.
MODEL-MODEL
EVALUASI
Ada
banyak model evaluasi yang dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program.
a.
Model
Evaluasi CIPP
Stufflebeam dan
Shinkfield merumuskan evaluasi
sebagai “suatu proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai alternatif keputusan.”
Stufflebeam
dan Shinkfield membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :
1) Contect evaluation to serve
planning decision
Evaluasi
ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan di capai
oleh program dan merumuskan yujuan program.
2) Input evaluation, structuring
decision
Evaluasi
ini membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan.
3) Processs evaluation, to serve
implementing decission
Evaluasi
proses untuk membantu mengimplemantasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana
telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab
prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.
4) Product evaluation, to serve
recycling decission.
Evaluasi
produk untuk membantu keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa
yang dilakukan setelah program berjalan?
b.
Model
Evaluasi UCLA
Alkin mendefinisikan
evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang
tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan
ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa
alternatif. Ia mengemukakan lima macam evaluasi, yakni :
1) Sistem Assessment,
memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
2) Program Planning,
membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi
kebutuhan program.
3)
Program
Implementation, menyiapkan informasi apakah program
sudah diperkenalkan kepada kelommpok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan?
4)
Program
Improvement, memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi dan bagaimana program bekerja atau berjalan?
5)
Program
Certification, memberikan informasi tentang nilai atau
guna program.
c.
Model
Brinkerhoff
Brinkerhoff dan
kawan-kawan, mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan
penggabungan elemen-elemen yang sama, namun dalam komposisi dan versi mereka
sendiri, sebagai berikut :
1)
Fixed
vs Emergent Evolution Design
Fixed, ditentukan
dan direncanakan secara sistematis sebelum imprementasi di kerjakan, sedangkan Emergent Evaluation Design dibuat untuk
beradaptasi dengan pengaruh dan situasi yang sedang berlangsung dan berkembang
seperti menampung pendapat-pendapat audience, masalah-masalah, kegiatan
program.
2) Formative vs Summative Evaluation
Evaluasi
formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki
proyek, kurikulum, sedangkan
Evaluasi
Evaluasi Sumatif digunakan untuk menilai kegunaan suatu objek.
3) Desain Eksperimental dan
Desain Quasi Eksperimental vs Natural
Inguiry
Dalam
hal ini, subjek penelitian di acak, perlakuan diberikan, dan pengukuran dampak
di lakukan.
Tujuan
dari penelitian itu yaitu untuk menilai manfaat suatu objek, suatu program atau
strategi baru yang di cobakan.
4) Model Stake atau
Model Countenance
Stake
menekankan adanya tiga tahap dalam program pendidikan, yaitu : Antecedents (Memasukkan), Transaction (Proses), dan Outcomec (Hasil). Stake mengatakan bahwa
tak ada penelitian dapat di andalkan apabila tidak dinilai.
d.
Model
kirkpatrick
Model
evaluasi yang dikembangkan oleh kirkpatrickdikenal dengan Evaluation Training Programs: The
Four Level. Evaluasi terhadap program training
mencakup empat level evaluasi, yaitu: Reaction,
Learning, behavior dan Result
Evaluation.
Reaction Evaluation berarti
mengukur kepuasan peserta (Custumer
Satisfaction). Learning Evaluation berarti mengukur perubahan perubahan
sikap, pengetahuan maupun keterampilan peserta setelah mengikuti program
pelatihan.
Result Evaluation memfokuskan
pada hasil akhir (Final Result) yang
terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program.termasuk dalam kategori
hasil akhir dari suatu program training
diantaranya adalah kenaikan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya,
penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja, penurunan turnuver dan kenaikan keuntungan.
e.
Model
kualitas dan output pembelajaran
(Model EKOP)
Model
evaluasi ini merupakan kombinasi dari model CIPP (Contect, Input, Process, Product) dari stufflebeam dengan Kirkpatrick Evaluation Program dengan
pengurangan dan perluasan pada beberapa aspek evaluasi.
G.
ALAT EVALUASI
Alat Evaluasi Pendidikan non TesTeknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Tehnik peniaian ini umunya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Penggolongan tehnik non tes
a.
Observasi
(pengamatan). Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
• Observasi Partisipatif dan
nonpartisipatif (Pengamat ikut serta atau tidak ikut serta dalam pengamatan
yang dilakukan).
• Observasi sistematis dan Nonsistematis
(Faktor-faktor yang diamati sudah diatur menurut kategorinya atau sebaliknya).
• Observasi eksperimental (Observasi
dilakukan apabila pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok).
b.
Wawancara
(interview). Ada 2 jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat
evaluasi. Yaitu:
• Wawancara terpimpin (Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun terlebih dahulu).
• Wawancara tidak terpimpin
(Responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya).
c.
Angket
(Questionare). Ditinjau dari stukturnya angket dapat dibagi menjadi 2 macam:
• Angket berstuktur
• Angket tidak berstruktur
d. Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary
Analisis)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi Pendidikan Ilmu Sosial merupakan alat yang
sangat penting untuk megetahui kemampuan dan keefektifan penyampaian materi
oleh guru bidang studi. Prestasi siswa dapat diketahui ketika diadakan evaluasi
tersebut.
Tentu dalam pelaksanaan evaluasi tersebut tidak
dapat berjalan dengan baik dan benar tanpa menggunakan metode evaluasi yang
baik. Metode evaluasi ada karena untuk digunakan bagaimana cara untuk
mengevaluasi peserta didik dan cara untuk mengetahui apakah meteri
penyampaiannya tepat sasaran atau tidak.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi :
1. Untuk
mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM
IPS.
2. Untuk
menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang
telah dilaksanakan
3. Untuk
mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan.
4. Untuk
mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual.
Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi dalam rangka
evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
(1) Untuk
membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh
para orang tua masing-masing.
(2) Untuk
mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau
ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
(3) Untuk
menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik
oleh guru maupun oleh siswa.
(4) Untuk
dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka
mepelajarai IPS
(5) Untuk
meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya evaluasi pengajaran IPS ini
dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi
prinsip-prinsip tertentu.
a. Komprehensif
atau Keseluruhan
b. Kesinambungan
atau kontinuitas
c. Obyektivitas
d. Komperatif
e. Berdasarkan
kriteria yang valid
f. Fungsional
g. Diagnostik
Model-model evaluasi pendidikan ilmu sosial :
a. Model
Evaluasi CIPP
b. Model
Evaluasi UCLA
c. Model
Brinkerhoff
d. Model
kirkpatrick
e.
Model kualitas dan output pembelajaran (Model EKOP)
Alat-alat evaluasi pendidikan ilmu sosial :
a.
Observasi
(pengamatan)
b.
Wawancara
(interview)
c.
Angket
(Questionare)
d. Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary
Analisis)
B. SARAN
Evaluasi pendidikan ilmu sosial harus dilakukan oleh
guru untuk mengetahui seberapa pemahaman peserta didik tentang materi yang
disampaikan kaitannya dengan Pendidikan Ilmu Sosial.
Dalam evaluasi sebaiknya menggunakan metode-metode
yang ada, sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi pendidikan ilmu sosial yang
berlaku.
Melakukan evaluasi pendidikan ilmu sosial
menggunakan alat yang tidak hanya berupa tes saja, seperti yang diungkapkan
dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
digg.com/news/story/Inteligensi_Definisi_Teoritis_dan_Karakteristik
Dr.
Farida Yusuf Tayitnapis, M. Pd., 2008, Evaluasi
Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta
: Rineka
Drs.
H. Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
http://www.umpwr.ac.idwebdownloadpublikasiilmiahModel_Evaluasi_Program_Pembelajaran_IPS_di_SMP.pdf
Sumaatmadja,
N, Metode Pengajaran IPS. Bandung.
Alumni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar