Studi tentang perkembangan
manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring
dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah menjadi
sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan
bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah baby biographies, sebuah jurnal yang
mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan munculnya teori
evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi adalah sebuah
proses perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang
perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua belas pertama
kehidupannya. (Papalia, et. al, 2008).
Sampai dengan saat ini kajian mengenai
perkembangan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan
salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan
manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya
unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Memahami proses
perkembangan manusia baik itu secara fisik maupun psikologis sanat berguna bagi
para pendidik. Dengan begitu akan menjadi petimbangan
bagi pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan
tertentu. Selain itu juga, dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
A. Masa
Dewasa
Beberapa ahli telah
mendefinisikan tentang masa dewasa awal,seperti sebagai berikut:
Schaie & Willis (1991)
menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa seseorang sudah
menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama persis yang dapat diterapkan
pada semua orang.
Vaillant (dalam Papalia,
dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa
konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30
tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk
keluarga dengan pernikahan, dan mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi,
usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan
perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa
meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
diperoleh.
Hurlock (1990) mendefinisikan dewasa adalah
individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya.
Perubahan fisik yang
menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua
(Monks, Knoers, Haditono, 1982). Kedewasaan seseorang memang tidak bisa diukur
dengan usia, namun secara umum masa dewasa dimulai saat berakhirnya masa remaja
akhir. Hal itu biasanya ditandai dengan berakhirnya konflik-konflik dan
gejolak masa remaja.
Masa rentang waktu dari
setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi setiap orang. Ada yang memiliki
kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga mengalaminya dalam waktu yang
lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya dengan cepat sehingga proses
perubahan tersebut tidak terlalu terlihat.
Secara umum, orang dewasa
lebih maju dalam penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa awal misalnya, orang
biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni
menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk
keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah
pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian,
sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi,
terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian
pelatihan.
1. Tahap Perkembangan Pada Usia Dewasa
Teori-Teori Fase Dewasa:
1.
Teori
Perkembangan Psikososial Erikson – Fase Generativitas Vs. Fase Stagnasi
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah
menghadapi persoalan yang signifikan,yaitu
generativitas vs. stagnasi. Generativitias mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apayang mereka
harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasiselanjutnya.
Melalui generativitas, orang dewasa mencapai semacam imortalitas denganmeninggalkan
warisan seseorang pada generasi selanjutnya (McAdams, 1990). Sedangkan Stagnasi berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak
melakukan apa-apa bagigenerasi
selanjutnya
2. Teori Transformasi Gould
Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase
dan krisis dalam pandangannyatentang
transformasi perkembangan.
Berikut tabel transformasi perkembangan pada
masa dewasa maenurut Roger Goul:
No
|
Perkiraan
Usia
|
Perkembangan
|
1
|
16 hingga 18
|
Keinginan untuk lepas
kontrol orang tua.
|
2
|
18 hingga 22
|
Meninggalkan keluarga,
orientasi kelompok baya.
|
3
|
22 hingga 28
|
Mengembangkan kemandirian;
Komitmen pada karier dan anak-anak.
|
4
|
29 hingga 34
|
Mempertanyakan diri;
Kebingungan peran; pernikahan dan karier yang mudah menimbulkan
ketidakpuasan.
|
5
|
35 hingga 43
|
Periode orgensi untuk
mencapai tujuan hidup;Kesadaran akan keterbatasan waktu; Penyusunan kembali
tujuan hidup.
|
6
|
43 hingga 53
|
Menetap; menerima
kehidupan seseorang.
|
7
|
53 hingga 60
|
Lebih toleran;Menerima
masa lalu; negativisme berkurang; pematangan dan pendewasaan umum.
|
Dia menekankan bahwa paruh kehidupan
adalah sama bergejolaknya dengan masa remaja, dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani
krisis barangkali akanmenghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih
sehat. Menurut Gould, menangani krisis paro baya kehidupan dan menyadari
bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi alami terhadapfase ini membantu
kita menuju jalan kematangan yang dewasa (Santrock, 1995).
a)
Masa
Dewasa Awal (Dini)
Masa dewasa awal adalah
masa untuk bekerja dan bercinta,terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal
lainnya. Bagi sebagian kita, menemukan tempat dalam masyarakat dewasa dan
mencapai kehidupan yang lebih mapan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari
yang kita bayangkan. Kita masih bertanya pada diri kita, siapa kita dan
khawatir jika tidak cukup untuk menjadi diri kita yang sekarang. Mimpi kita
berlanjut dan pikiran kita semakin dalam,namun pada titik tertentu kita menjadi
lebih pragmatis. Seks dan cinta adalah hasrat yang kuat dalam hidup kita, di
satu sisi sebuah kenikmatan, namun di sisi lain sebuah siksaan. Dan kita
mungkin tidak pernah tahu cinta orang tua sampai kita sendiri menjadi
orang tua.
Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang
dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya
memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia
kerja (berkarir). Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai
dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya
pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu
berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan
psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan
harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit
bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah
ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
1) Masa
Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba”
sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen.
Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang
cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2) Masa
Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada
rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup,
menikah, dan berproduksi/ menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi
sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).
3) Masa
Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang
sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan
penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias
mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini
begitu rumit yaitu; Pertama,
individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan
tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang
persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara
serempak. Ketiga,
ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan
masalah.
4) Masa
Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum
30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan
mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan
mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi
dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak
terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah
berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
5) Masa
Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang
mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial.
Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga.
Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam
berkarir.
6) Masa
Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai
sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup,
tanggungjawab, dan komitmen baru.
7) Masa
Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia
20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orang tua atau
organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8) Masa
Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia
berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin
meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai
yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang
berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh
kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati.
Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai
konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social
ketika ia sudah menikah.
9) Masa
Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa
berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai
peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10) Masa
Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada
masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas
tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
b) Masa Dewasa Tengah (Madya)
Pada umumnya masa dewasa madya (tengah) dipandang
sebagai masa usia antara 40—60 tahun. Usia
dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang
dimulai kira-kira 35—45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock,
1995). Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan
jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan daya ingat.
Usia
madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya
usia tersebut dibagi-bagi ke dalam sua subbagian, yaitu: usia madya dini (40—50
tahun) dan usia madya lanjut (50—60 tahun).
Karakteristik usia madya
1) Periode Yang Sangat Ditakuti
Orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui
bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender dan cermin memaksa
mereka untuk mengakui hal itu. Seperti dikatakan oleh Desmond, “orang-orang
Amerika memasuki usia madya dengan rasa segan, susah, dan ketakutan” (Desmond,
T. C. America’s unknown madlle-agers. The
New York Times, July 29, 1956).
Alasannya adalah banyakny stereotip yang
tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang
kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi
kehidupan serta berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda bagi kebudayaan
Amerika dibanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai
kebudayaan negara lain.
2) Masa Transisi
Sama halnya dengan masa pubertas, yang
merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja, demikian pula pula
usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang
akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan
perilaku baru. Dalam membahas masalah transisi alami pada usia ini, Bardwick
mengatakan bahwa, “orang Amerika tampaknya menghadapi usia lanjut dengan
mengubah peranan, khususnya dalam pekerjaan, dan merubah pasangan” (Bardwick,
J. M. Middle age and sense of future. Materril
Palmer Quarterly, 1978, 24, 129—138).
3) Masa Stres
Kategori stres pada usia madya
a) Stres somatik,
yang disebabkan oleh kebiasaan jasmani yang menunjukkan usia.
b) Stres budaya,
yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaa, keperkasaan dan
kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.
c) Stres ekonomi,
yang diakibatkan oleh beban kekuangan dan mendidik anak dan memberikan status
simbol bagi seluruh anggota keluarga.
d) Stres psikologis,
yang mungkin diakibatkan olehkematian suami atau istri, kepergian anak dari
rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan
mendekati ambang kematian.
4) Usia Yang Berbahaya
Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya”
ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan
yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Seperti dikemukakan oleh Acher, “Terhadapa apa saja yang ada disekelilingnya,
kelihatannya bahwa orang berusia madya berusaha mencari percontohan kegiatan
dan pengalaman baru. Periode ini dapat didramatisasi dengan episode ekstrem ke
dalam hubungan ekstra-marital, atau dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa
orang krisis usia madya dapat berakir dengan kesusahan yang permanen dan
semakin pendeknya usia mereka.” (Acher, D. The male change of life. Yale Alumni Magazine, March 1968. Pp.
33—35).
5) Usia Canggung
Merasa bahwa keberadaan mereka dalam
masyarakat tidak dianggap, orang-orang yang berusia madya sedapat mungkin
berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain. Majalah Time melaporkan bahwa
populasi yang berusia madya dalam kebudayaan Amerika dewasa ini terselubung
dalam suatu komplotan tutup mulut. Mereka adalah generasi yang tidak
menyebutkan nama usia madya. (Time magazine article. The springs of youth. Time, Aug. 16, 1965, P. 73).
6) Masa Berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa
krisis dimana baik “generasivitas” (generativity) – kecenderungan untuk
menghasilkan – mauoun stagnasi – kecenderungan untuk tetap berhenti – akan
dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses
atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan suatu apapun lagi.
(Erikson, E. H. Identity and the life cycle: selected papers, psychological Issue Monoghraphs, vol. 1
No.1 New York: International Universities Press, !967). Apalagi orang berusia
madya mempunya kemamuan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai
puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerja
keras yang dilakukan sebelumnya.
7) Masa Evaluasi
Karena usia madya pda umumnya merupakan saat
pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini
juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersbut berdasarkan aspirasi mereka
semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
Acher menyatakan: “Pada usia dua puluhan kita mengingat diri pada pekerjaan
atau perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum
bagi pria untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut.
(Acher, D. The male change of life. Yale
Alumni Magazine, March 1968. Pp. 33—35).
8) Dievaluasi Dengan Standar Ganda
Pertama adalah aspek yang berkaitan dengan
perubahan jasmani. Contohnya ketika rambut menjadi putih, timbul keruk-kerut
dan keriput di wajah, dan otot-otot yang mengendur terutama dipinggang.
Kedua dimana standar ganda dapat terlihat
nyata terdapat pada cara menyatakan sikap terhadap usia tua.
9) Masa sepi
Bagi kebanyakan keluarga Amerika sekarang
ini, tahap masa kehampaan (sepi) mulai dengan usia 40-an, walaupun dengan
perkawinan yang ditunda atau keluarga yang mempunyau banyak anak, masa ini
tidak pernah mulai dengan usia awal atau pertengah 50-an.
10) Masa Jenuh
Acher menerangkan tentang kejenuhan yang
dialami pria, “Apabila saatnya Anda
berusia empat puluh tahun, semua orang termasuk Anda mengetahui bahwa Anda
dapat melakukan apa saja yang sedang Anda kerjakan. Dan pada waktu yang sama
beberapa pria menjadi jenuh. Beberapa orang mulai mencari kekuasaan baru,
bagaimanapun juga pada umumnya keadaan ini diketahui diketahui dengan harapan
semoga seorang telah menggunakan kesempatannya yang terakhir untuk mengubah
arah dan untuk memilih sasaran-sasaran baru. (Acher, D. The male change of
life. Yale Alumni Magazine, March
1968. Pp. 33—35).
c) Masa
Dewasa Akhir
Pada masa dewasa akhir ini biasanya
berkisaran usia lebih dari 60 tahun sampai meninggal dunia. Masa rentang waktu
dari setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi setiap orang. Ada yang memiliki
kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga mengalaminya dalam waktu yang
lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya dengan cepat sehingga proses
perubahan tersebut tidak terlalu terlihat.
Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir
dalam rentang kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu
diperhatikan guna mempersiapkan memasuki masa lanjut usia dengan
sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah enam puluh tahun
ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam puluh ,tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun
mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia
lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.
Karakteristik
1. Adanya
periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2.
Perbedaan individu
dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya untuk
bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3.
Ada
stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4.
Sikap sosial terhadap
usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begitu
dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang
masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi
masyarakat sekitar.
5.
Mempunyai status
kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
6.
Adanya perubahan
peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
7.
Penyesuaian diri yang
buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap
sosial yang negatif.
8.
Ada keinginan untuk
menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.
B.
Perkembangan
Biologis
1. Perkembangan Biologis Pada Masa Dewasa Awal
Orang yang belum
menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah mulai
kehidupan kariernya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa ia
mampu berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar awal
tiga puluhan. Demikian pula, jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, ia
akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian,
baginya hanya dasa warsa terakhir dari masa dewasa dini merupakan “usia
reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar
pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja
kemungkinan seluruh masa dewasa ini merupakan masa reproduksi.
2.
Perkembangan
Biologis Pada Masa Dewasa Tengah
Di usia madya ini meliputi untuk mau
melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang
normal terjadi pada usia madya. Dari salah satu sekian banyak penyesuaian yang
sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah
penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena
adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin di
intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap
perubahan normal yang muncul bersama pada tahun–tahun selanjutnya.
Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan
oleh pria maupun wanita pada usia madya terdapat pada perubahan, pada kemampuan
seksual mereka.
- Perubahan seksual pada wanita; perubahan tubuh dan
emosi secara umum terjadi pada saat menopause, tetapi tidak selalu
disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut. berhentinya
menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause.
- Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria
sangat berbeda dengan menopause pada wanita. Klimakterik dating kemudian,
biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.
Sindrom menopause
yang terjadi pada wanita salah satunya: Sistem reproduksi menurun dan berhenti.
Ditandai juga oleh terhentinya reproduksi keturunan, sebagai akibatnya, maka
tidak lagi memproduksi ovarium, hormon ovarium, dan hormon progestin.
Sindrom klimaterik
pada pria salah satunya: Nafsu seksual menurun. Menurunnya nafsu seksual
seiring dengan menurunnya fungsi organ seksual. Ini merupakan akibat dari
rusaknya fungsi gonad dan sebagian disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
psikologis, misalnya hubungan perkawinan atau pekerjaan yang tidak serasi,
kekhawatiran tentang masalah ekonomi atau rumah tangga.
3.
Perkembangan
Biologis Pada Masa Dewasa Akhir
- Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi
pergantian dan perbaikan sel–ssel tubuh.
- Pertumbuhan dan reproduksi sel–sel menurun, oleh
karena itu peristiwa penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel–sel
menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel–sel yang rusak,
lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.
- Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus
begantunng pada orang lain.
C. Perkembangan Motorik
1. Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Awal
Orang-orang muda
mencapai puncak kekuatan antara usia dua puluhan dan tiga puluhan. Kecepatan
respons maksimal terdapat antara usia usia dua puluh dan lima puluh tahun dan
sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikt menurun. Dalam belajar menguasai
keterampilan-keterampilan motorik yang baru, orang-orang muda usia dua puluhan
lebih mampu daripada mereka yang mendekati usia setengah umur. Selain itu
orang-orang muda dapat mengandalkan kemampuan motorik ini dalam situasi-situasi
tertentu, hal mana tidak dapat mereka lakukan semasa remaja karena pertumbuhan
yang cepat dan tidak seimbang saat itu menyebabkan mereka kurang luwes dan
kaku.
2. Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Tengah
Sebagai tambahan
tantangan perubahan peran di rumah pria harus menyesuaikan diri terhadap
perubahan, yang kelak masa tua akan datang dan kondisi pekerjaan perlu
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan perlu disesuaikan dengan kondisi fisik
mereka. Bagi wanita, ia harus menyesuaikan diri peran sebagai ibu rumah tangga
maupun ibu dalam perusahaan, perindustrian, atau seorang profesional, menjadi
ibu rumah tangga atau ibu, atau salah satu profesi atau sesuatu dari
“keterasingan” dalam rumah, dari semula sibuk sehingga kondisi rumah akan
terasa seperti sebuah “sarang kosong” yang harus ditinggali selama hidup
berumah tangga.
3. Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Akhir
Perubahan umum fungsi motorik pada masa dewasa akhir
a) Kekuatan
Penurunan
kelenturan otot-otot tengah yang menopang tegaknya tubuh. Orang berusia lanjut
lebih cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihhkan diri
dari keletihan dibanding orang yang lebih muda.
b) Kecepatan
Dapat dilihat
dari tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam bergerak, seperti dalam
menulis tangan. Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia
enam puluhan.
c) Belajar keterampilan baru
Bahkan pada waktu
orang usia lanjut percaya bahwa ketermpilan baru akan menguntungkan pribadi
mereka, mereka lebih lambat dalam belajar dibanding orang yang lebih muda dan
hasil akhirnya cenderung kurang memuaskan.
d) Kekakuan
Orang usia lanjut
cenderung menjadi canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu yang dibawa dan
dipegangnya tertumpah dan jatuh dan melakukan sesuatu tidak dengan hati-hati,
dan dikerjakan secara tidak teratur. Kerusakan dalam keterampilan motorik
terjadi dengan susunan terbaik, terhadap berbagai keterampilan yang telah
dipelajari, dimana ketermpilan yang lebih dulu dipelajari justru lebih sulit dilupakan
dan keterampilan yang baru dipelajari lebih cepat dilupakan.
D. Perkembangan Kognitif
1. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal
Kekhasan tingkah laku
kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis
dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal
dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah,
sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.
Walaupun minat
pada kegiatan-kegiatan yang kreatif sudah mulai pada usia dua puluhan puncak
kreativitas baru tercapai pada usia setengah baya. Hal ini disebabkan karena
kreativitas pada awal masa dewasa sering terhalang perkembanganya dan tidak
mendapat dukungan yang positif. Oleh sebab itu pada awal masa dewasa, orang
muda itu tidak saja harus menemukan dimana letak minat mereka tetapi mereka
harus mengembangakan daya kreativitasnya. Kemempuan ini potensi laten saja
ketika selama pola hidup mereka ditentuka oleh para guru dan orang tua mereka.
Tetapi menjelang usia setengah baya, mereka seharusnya telah dapat mengatasi
hambatan-hambatan ini dengan baik untuk mencapai prestasi optimal sesuai
kemampuan mereka.
2.
Perkembangan
Kognitif Pada Masa Dewasa Tengah
Aspek kognitif yang terlihat menurun pada masa dewasa
tengah ini adalah daya ingat, mekanisme yang memerlukan kecepatan
dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan,
perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. Tentu saja tidak semua
orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah. Banyak hal yang menyebabkan daya
ingat menurun. Menurut penelitian Craik (1997), daya ingat menurun pada masa dewasa tengah lebih mungkin
terjadi ketika memori jangka panjang (long term memory) terlibat
daripada memori jangka pendek (short term memory). Daya ingat juga lebih
mungkin turub ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan (Hultsch, 1971
; Smith, 1977). Daya ingat juga cenderung menurun ketika informasi yang coba
diingat kembali adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak sering
digunakan (Riege 7 Inman, 1980). Daya ingat pada masa dewasa tengah akan menurun juga jika kesehatannya jelek dan
sikapnya negative (Poon,1985 ; Salthouse, 1989). Dan akhirnya, daya
ingat cenderung menurun jika diharapkan mengingat (recall) daripada mengenali (recognize) (Mandler, 1980).
3. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Akhir
Salah
satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi
tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa,
seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel
dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses
belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus
bertambahnya usia.
Kecepatan
dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain
itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang
telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara
pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun
factor individual
differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986)
menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah
mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang
abstrak atau sederhana.
- Orang yang sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap
rangsangan yang semakin lamban.
- Orang yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi
generasi muda mempertahankan cara lama dan tidak ingin adanya perubahan.
Ada
3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut,
antara lain sebagai berikut :
a)
Pendidikan
Fasilitas
pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi
sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi
positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan
informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara
maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih
tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain:
- Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya
- Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi
yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya.
- Ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan
mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang relevan untuk mengantisipasi
permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat
berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya.
- Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat,
serta sebagai bekal untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik
pada masa pensiunnya.
b)
Pekerjaan
Searah
dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum
mengarah ke orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini
mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang harus tersingkir dari
dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.
c)
Kesehatan
Dari
hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan
intelektual individu (Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian
yang menemukan bahwa hipertensi ternyata berkorelasi dengan berkurangnya
performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60 tahun (Wilkie &
Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi
(Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang
ditemukan pada orang-orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh
factor-faktor yang terkait dengan kesehatan daripada factor usia semata.
Gaya
hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu
penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan
kecakapan kognitif pada Subjek pria dan wanita berusia 55-91 tahun
(Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga memiliki
kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang
kurang/tidak pernah berolah raga.
Penelitian berikutnya
(Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan
factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa
lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut
ini adalah pemilihan jenis olah raga yang akan dijalani, harus disesuaikan
dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu.
Kapasitas atau
keinginan yang diperlukan untuk berfikir kreatif bagi orang berusia lanjut
cenderung berkurang. Dengan demikian prestasi kreativitas dalam menciptakan
hal-hal penting pada orang berusia lanjut secara umum relatif kurang
dibandingkan mereka yang lebih muda.
E. Perkembangan Sosioemosional
1. Perkembangan Sosio-emosional Pada Masa Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan satu
tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja. Ia dianggap kritikal
karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap
awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu
membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan
keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara
pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam
perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul
tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Sosioemosional adalah
perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai
setiap keadaan atau perilaku individu.
Sebagian besar golongan
dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan
kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidupan
psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena
selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga
baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin
tua.
Selain itu, dewasa muda
mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina
sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan
perkembangan sosioemosional pada masa dewasa awal, di antaranya :
(a) Mencari dan menemukan
calon pasangan hidup.
Setelah melewati masa
remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual)
sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan
seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang sah yaitu
perkawinan resmi.Tentu saja perkawinan tersebut dilakukan atas dasar cinta yang
romantic dan cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan.Cinta yang romantic juga
disebut “cinta yang bergairah” karena memiliki elemen seksual dan
kekanak-kanakan ,dan sering kali mendominasi bagian awal suatu hubungan
cinta.Peneliti cinta yang terkenal,
Ellen Berscheid(1988)
mengatakan bahwa cinta romantic adalah hal yang ia percaya harus kita pahami
jika akan mempelajari apa cinta itu sesungguhnya.Cinta yang romantic mencakup
jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda.
Ketakutan,kemarahan,gairah
seksual,kesenangan,dan kecemburuan sebagai contoh.
Sedangkan cinta yang penuh
afeksi disebut juga cinta yang penuh kebersamaan yaitu ketika tipe cinta yang
terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat dengan orang lain dan
melibatkan perasaan yang dalam dan sayang tehadap orang tersebut.
(b) Membina kehidupan rumah
tangga.
Papalia, Olds, dan Feldman
(1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun.
Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun.
Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda
yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya
minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas.
Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan,
umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
Dari sini, mereka
mem-persiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis,
artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini
merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.Namun, sebelum
mempersiapkan membina rumah tangga ada beberapa orang yang melakukan fase
pertama yaitu leaving home and becoming a single adult yaitu proses dimana
remaja menjadi orang dewasa dan keluar dari keluarga asalnya untuk sementara
waktu karena ingin merasakan hidup mandiri dan mempunyai privacy.
Pasangan baru adalah fase
kedua setelah fase leaving home and becoming a single adult,yaitu dimana dua
idividu dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk satu
sistem keluarga yang baru.Fase ini tidak hanya melibatkan pembangunan satu
sistem pernikahan baru,tetapi juga penyusunan kembali hubungan dengan keluarga
jauh dan teman-teman untuk melibatkan pasangan.
(c) Meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah
tangga.
Salah satu tugas
perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah memasuki
dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang
ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya.
Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah
memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasa sudah
memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh
tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia atau
memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari
pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas
kelangsungan hidupnya.
Terdapat beberapa
aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah memasuki
fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan
performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Dalam memasuki dunia kerja,
seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap
penyesuaian pekerjaan, antara lain:
- · Pilihan
pekerjaan
Individu dapat
memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan
faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan
fisiknya dapat dikelola.
- · Stabilitas
pilihan pekerjaan
Dalam memilih
pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja
masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
- · Penyesuaian
diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan
diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis
pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan
kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya
Di dalam aktivitas
kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan
kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika
dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.
(d)
Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan
karier dan kepuasan kerja.
Dampak usia terhadap
perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa awal di dalam
aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena
alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan
aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih
tua. Mereka cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai
tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi
mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan pada suatu
pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi
kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan.
Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya,
keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun
sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
- · Masalah seksual
- · Kurangnya dukungan dari keluarga
- · Gaji yang kecil
- · Pekerjaan yang monoton
- · Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
- · Ada masalah dengan atasan
- · Tidak ada pembagian yang jelas dalam
pekerjaan
· Adanya target produksi, dll.
(e)
Menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
Warga negara yang baik
adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan baliagia
di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini
diwujudkan dengan cara-cara, seperti:
o
Mengurus
dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,surat
paspor/visa bagi mereka yang ingin ke luar negeri.
o
Membayar
pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak
penghasilan),
o
Menjaga
ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak
ter-cela di mata masyarakat.
o
Mampu
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan,
dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu
mencari pasangan hidup dan bagian B membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari
atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas
perkembangan tersebut dengan baik.
2.
Perkembangan
Sosioemosional Pada Masa Dewasa Tengah
Perubahan minat selama usia madya perubahan –
perubahan tersebut jauh kurang kentara daripada perubahan – perubahan yang
terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan. perubahan minat yang ada perubahan
tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam hidup, konsentrasi pria pada
bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan peran penting dalam menekan
keinginan mereka disbanding pada masa yang relative masih muda.
Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak
mengalami perubahan selama periode usia madya seperti diungkapkan cavan
“perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari anak – anak dari
keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga” penyesuaian
terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena
kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama tahun – tahun
usia dini.
Ada penurunan dalam
pembedaan jenis kelamin, dimana pria semakin berminat terhadap kegiatan yang
dipandang sebagai kegiatan wanita, seperti membaca berita ringan daripada
kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan pria seperti olahraga,
menonton pertandingan olahraga, dan sabagainya.
3.
Perkembangan
Sosioemosional Pada Masa Dewasa Akhir
Perkembangan
sosioemosonal jika dilihat dari penyesuaian perubahan minat, dan penyesuaian
pekerjaan.
Mengenai
minat dan keinginan tersebut dibahas pada uraian berikut ini :
o
Minat pribadi
·
Minat dalam diri sendiri : orang menjadi
semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin tua.
·
Minat terhadap pakaian : minat terhadap
pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlubat dalam
kegiatan sosial.
·
Minta terhadap uang : pensiun atau
pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang
bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
o
Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan
dalam kegiatan sering dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan
o
Minat sosial
o
Minat untuk mati
Pria
lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada
pekerjaan yang bersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka
lebih puas dengan pekerjaannya pada orang yang lebih muda. wanita yang tidak bekerja
selama masa dewasa ini ketika mereka sibuk dengan pekerjaan rumahtangga dan
mengurus anak, sering kali bekerja usia madya dan mendapatkannya. sebagai
komponensasi kepuasan dari tanggungjawab keluarga dan rumah semakin berkurang.
DAFTAR
REFERENSI
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/
http://bukunnq.wordpress.com/2011/04/23/perkembangan-sosio-emosional-pada-masa-dewasa-awal/
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html
http://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/10/perkembangan-manusia-human-development/
http://tafany.wordpress.com/2007/12/03/masa-dewasa-dini-by-nurul-dkk/
http://www.psikologizone.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/06511440
Hurlock,
Elizabeth B., PSIKOLOGI PERKEMBANGAN:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar