Sabtu, 09 November 2013

Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Dewasa

Studi tentang perkembangan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang.  Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah menjadi  sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah baby biographies, sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi adalah sebuah proses perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua belas pertama kehidupannya. (Papalia, et. al, 2008).

Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Memahami proses perkembangan manusia baik itu secara fisik maupun psikologis sanat berguna bagi para pendidik. Dengan begitu akan menjadi petimbangan bagi pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu. Selain itu juga, dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.

A.   Masa Dewasa
Beberapa ahli telah mendefinisikan tentang masa dewasa awal,seperti sebagai berikut:
Schaie & Willis (1991) menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa seseorang sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama persis yang dapat diterapkan pada semua orang.

Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.

Hurlock (1990) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya.

Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua (Monks, Knoers, Haditono, 1982). Kedewasaan seseorang memang tidak bisa diukur dengan usia, namun secara umum masa dewasa dimulai saat berakhirnya masa remaja akhir.  Hal itu biasanya ditandai dengan berakhirnya konflik-konflik dan gejolak masa remaja.

Masa rentang waktu dari setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi setiap orang. Ada yang memiliki kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga mengalaminya dalam waktu yang lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya dengan cepat sehingga proses perubahan tersebut tidak terlalu terlihat.

Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi, terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.

1.    Tahap Perkembangan Pada Usia Dewasa
Teori-Teori Fase Dewasa:
1.    Teori Perkembangan Psikososial Erikson – Fase Generativitas Vs. Fase Stagnasi
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah menghadapi persoalan yang signifikan,yaitu generativitas vs. stagnasi. Generativitias mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apayang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasiselanjutnya. Melalui generativitas, orang dewasa mencapai semacam imortalitas denganmeninggalkan warisan seseorang pada generasi selanjutnya (McAdams, 1990). Sedangkan Stagnasi berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagigenerasi selanjutnya

2. Teori Transformasi Gould
Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis dalam pandangannyatentang transformasi perkembangan.

Berikut tabel transformasi perkembangan pada masa dewasa maenurut Roger Goul:
No
Perkiraan Usia
Perkembangan
1
16 hingga 18
Keinginan untuk lepas kontrol orang tua.
2
18 hingga 22
Meninggalkan keluarga, orientasi kelompok baya.
3
22 hingga 28
Mengembangkan kemandirian; Komitmen pada karier dan anak-anak.
4
29 hingga 34
Mempertanyakan diri; Kebingungan peran; pernikahan dan karier yang mudah menimbulkan ketidakpuasan.
5
35 hingga 43
Periode orgensi untuk mencapai tujuan hidup;Kesadaran akan keterbatasan waktu; Penyusunan kembali tujuan hidup.
6
43 hingga 53
Menetap; menerima kehidupan seseorang.
7
53 hingga 60
Lebih toleran;Menerima masa lalu; negativisme berkurang; pematangan dan pendewasaan umum.

Dia menekankan bahwa paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan masa remaja, dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis barangkali akanmenghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat. Menurut Gould, menangani krisis paro baya kehidupan dan menyadari bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi alami terhadapfase ini membantu kita menuju jalan kematangan yang dewasa (Santrock, 1995).

a)    Masa Dewasa Awal (Dini)
Masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan bercinta,terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi sebagian kita, menemukan tempat dalam masyarakat dewasa dan mencapai kehidupan yang lebih mapan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari yang kita bayangkan. Kita masih bertanya pada diri kita, siapa kita dan khawatir jika tidak cukup untuk menjadi diri kita yang sekarang. Mimpi kita berlanjut dan pikiran kita semakin dalam,namun pada titik tertentu kita menjadi lebih pragmatis. Seks dan cinta adalah hasrat yang kuat dalam hidup kita, di satu sisi sebuah kenikmatan, namun di sisi lain sebuah siksaan. Dan kita  mungkin tidak pernah tahu cinta orang tua sampai kita sendiri menjadi orang tua.

Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir). Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.

Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;

1)    Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.

2)    Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/ menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).

3)    Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.

4)    Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.

5)    Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.

6)    Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.

7)    Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.

8)    Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.

9)    Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.

10) Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.

b)   Masa Dewasa Tengah (Madya)
Pada umumnya masa dewasa madya (tengah) dipandang sebagai masa usia antara 40—60 tahun. Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35—45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995). Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan daya ingat.
Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam sua subbagian, yaitu: usia madya dini (40—50 tahun) dan usia madya lanjut (50—60 tahun).
Karakteristik usia madya

1)    Periode Yang Sangat Ditakuti
Orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu. Seperti dikatakan oleh Desmond, “orang-orang Amerika memasuki usia madya dengan rasa segan, susah, dan ketakutan” (Desmond, T. C. America’s unknown madlle-agers. The New York Times, July 29, 1956).

Alasannya adalah banyakny stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda bagi kebudayaan Amerika dibanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai kebudayaan negara lain.

2)    Masa Transisi
Sama halnya dengan masa pubertas, yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja, demikian pula pula usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri  jasmani dan perilaku baru. Dalam membahas masalah transisi alami pada usia ini, Bardwick mengatakan bahwa, “orang Amerika tampaknya menghadapi usia lanjut dengan mengubah peranan, khususnya dalam pekerjaan, dan merubah pasangan” (Bardwick, J. M. Middle age and sense of future. Materril Palmer Quarterly, 1978, 24, 129—138).

3)    Masa Stres
Kategori stres pada usia madya
a)  Stres somatik, yang disebabkan oleh kebiasaan jasmani yang menunjukkan usia.
b)  Stres budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaa, keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.
c)  Stres ekonomi, yang diakibatkan oleh beban kekuangan dan mendidik anak dan memberikan status simbol bagi seluruh anggota keluarga.
d)  Stres psikologis, yang mungkin diakibatkan olehkematian suami atau istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan mendekati ambang kematian.

4)    Usia Yang Berbahaya
Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Seperti dikemukakan oleh Acher, “Terhadapa apa saja yang ada disekelilingnya, kelihatannya bahwa orang berusia madya berusaha mencari percontohan kegiatan dan pengalaman baru. Periode ini dapat didramatisasi dengan episode ekstrem ke dalam hubungan ekstra-marital, atau dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa orang krisis usia madya dapat berakir dengan kesusahan yang permanen dan semakin pendeknya usia mereka.” (Acher, D. The male change of life. Yale Alumni Magazine, March 1968. Pp. 33—35).

5)    Usia Canggung
Merasa bahwa keberadaan mereka dalam masyarakat tidak dianggap, orang-orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain. Majalah Time melaporkan bahwa populasi yang berusia madya dalam kebudayaan Amerika dewasa ini terselubung dalam suatu komplotan tutup mulut. Mereka adalah generasi yang tidak menyebutkan nama usia madya. (Time magazine article. The springs of youth. Time, Aug. 16, 1965, P. 73).

6)    Masa Berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “generasivitas” (generativity) – kecenderungan untuk menghasilkan – mauoun stagnasi – kecenderungan untuk tetap berhenti – akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan suatu apapun lagi. (Erikson, E. H. Identity and the life cycle: selected papers, psychological Issue Monoghraphs, vol. 1 No.1 New York: International Universities Press, !967). Apalagi orang berusia madya mempunya kemamuan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerja keras yang dilakukan sebelumnya.

7)    Masa Evaluasi
Karena usia madya pda umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersbut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman. Acher menyatakan: “Pada usia dua puluhan kita mengingat diri pada pekerjaan atau perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut. (Acher, D. The male change of life. Yale Alumni Magazine, March 1968. Pp. 33—35).

8)    Dievaluasi Dengan Standar Ganda
Pertama adalah aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Contohnya ketika rambut menjadi putih, timbul keruk-kerut dan keriput di wajah, dan otot-otot yang mengendur terutama dipinggang.
Kedua dimana standar ganda dapat terlihat nyata terdapat pada cara menyatakan sikap terhadap usia tua.

9)    Masa sepi
Bagi kebanyakan keluarga Amerika sekarang ini, tahap masa kehampaan (sepi) mulai dengan usia 40-an, walaupun dengan perkawinan yang ditunda atau keluarga yang mempunyau banyak anak, masa ini tidak pernah mulai dengan usia awal atau pertengah 50-an.

10) Masa Jenuh
Acher menerangkan tentang kejenuhan yang dialami pria, “Apabila saatnya Anda berusia empat puluh tahun, semua orang termasuk Anda mengetahui bahwa Anda dapat melakukan apa saja yang sedang Anda kerjakan. Dan pada waktu yang sama beberapa pria menjadi jenuh. Beberapa orang mulai mencari kekuasaan baru, bagaimanapun juga pada umumnya keadaan ini diketahui diketahui dengan harapan semoga seorang telah menggunakan kesempatannya yang terakhir untuk mengubah arah dan untuk memilih sasaran-sasaran baru. (Acher, D. The male change of life. Yale Alumni Magazine, March 1968. Pp. 33—35).

c)    Masa Dewasa Akhir
Pada masa dewasa akhir ini biasanya berkisaran usia lebih dari 60 tahun sampai meninggal dunia. Masa rentang waktu dari setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi setiap orang. Ada yang memiliki kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga mengalaminya dalam waktu yang lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya dengan cepat sehingga proses perubahan tersebut tidak terlalu terlihat.

Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam puluh ,tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.
Karakteristik

1.    Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.
2.    Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3.    Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.
4.    Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar.
5.    Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
6.    Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
7.    Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8.    Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.

B.   Perkembangan Biologis
1.    Perkembangan Biologis Pada Masa Dewasa Awal
Orang yang belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau  telah mulai kehidupan kariernya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa ia mampu berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar awal tiga puluhan. Demikian pula, jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, ia akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian, baginya hanya dasa warsa terakhir dari masa dewasa dini merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa ini merupakan masa reproduksi.

2.    Perkembangan Biologis Pada Masa Dewasa Tengah
Di usia madya ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. Dari salah satu sekian banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun–tahun selanjutnya.
Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya terdapat pada perubahan, pada kemampuan seksual mereka.
  • Perubahan seksual pada wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause, tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut. berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause.
  • Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria sangat berbeda dengan menopause pada wanita. Klimakterik dating kemudian, biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.
Sindrom menopause yang terjadi pada wanita salah satunya: Sistem reproduksi menurun dan berhenti. Ditandai juga oleh terhentinya reproduksi keturunan, sebagai akibatnya, maka tidak lagi memproduksi ovarium, hormon ovarium, dan hormon progestin.
Sindrom klimaterik pada pria salah satunya: Nafsu seksual menurun. Menurunnya nafsu seksual seiring dengan menurunnya fungsi organ seksual. Ini merupakan akibat dari rusaknya fungsi gonad dan sebagian disebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologis, misalnya hubungan perkawinan atau pekerjaan yang tidak serasi, kekhawatiran tentang masalah ekonomi atau rumah tangga.

3.    Perkembangan Biologis Pada Masa Dewasa Akhir
  • Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel–ssel tubuh.
  • Pertumbuhan dan reproduksi sel–sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel–sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel–sel yang rusak, lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.
  • Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus begantunng pada orang lain.

C.   Perkembangan Motorik
1.    Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Awal
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatan antara usia dua puluhan dan tiga puluhan. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia usia dua puluh dan lima puluh tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikt menurun. Dalam belajar menguasai keterampilan-keterampilan motorik yang baru, orang-orang muda usia dua puluhan lebih mampu daripada mereka yang mendekati usia setengah umur. Selain itu orang-orang muda dapat mengandalkan kemampuan motorik ini dalam situasi-situasi tertentu, hal mana tidak dapat mereka lakukan semasa remaja karena pertumbuhan yang cepat dan tidak seimbang saat itu menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku.

2.    Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Tengah
Sebagai tambahan tantangan perubahan peran di rumah pria harus menyesuaikan diri terhadap perubahan, yang kelak masa tua akan datang dan kondisi pekerjaan perlu disesuaikan dengan kondisi pekerjaan perlu disesuaikan dengan kondisi fisik mereka. Bagi wanita, ia harus menyesuaikan diri peran sebagai ibu rumah tangga maupun ibu dalam perusahaan, perindustrian, atau seorang profesional, menjadi ibu rumah tangga atau ibu, atau salah satu profesi atau sesuatu dari “keterasingan” dalam rumah, dari semula sibuk sehingga kondisi rumah akan terasa seperti sebuah “sarang kosong” yang harus ditinggali selama hidup berumah tangga.

3.    Perkembangan Motorik Pada Masa Dewasa Akhir
Perubahan umum fungsi motorik pada masa dewasa akhir
a)    Kekuatan
Penurunan kelenturan otot-otot tengah yang menopang tegaknya tubuh. Orang berusia lanjut lebih cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihhkan diri dari keletihan dibanding orang yang lebih muda.

b)   Kecepatan
Dapat dilihat dari tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam bergerak, seperti dalam menulis tangan. Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia enam puluhan.

c)    Belajar keterampilan baru
Bahkan pada waktu orang usia lanjut percaya bahwa ketermpilan baru akan menguntungkan pribadi mereka, mereka lebih lambat dalam belajar dibanding orang yang lebih muda dan hasil akhirnya cenderung kurang memuaskan.

d)   Kekakuan
Orang usia lanjut cenderung menjadi canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh dan melakukan sesuatu tidak dengan hati-hati, dan dikerjakan secara tidak teratur. Kerusakan dalam keterampilan motorik terjadi dengan susunan terbaik, terhadap berbagai keterampilan yang telah dipelajari, dimana ketermpilan yang lebih dulu dipelajari justru lebih sulit dilupakan dan keterampilan yang baru dipelajari lebih cepat dilupakan.

D.   Perkembangan Kognitif
1.    Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal
Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah, sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.

Walaupun minat pada kegiatan-kegiatan yang kreatif sudah mulai pada usia dua puluhan puncak kreativitas baru tercapai pada usia setengah baya. Hal ini disebabkan karena kreativitas pada awal masa dewasa sering terhalang perkembanganya dan tidak mendapat dukungan yang positif. Oleh sebab itu pada awal masa dewasa, orang muda itu tidak saja harus menemukan dimana letak minat mereka tetapi mereka harus mengembangakan daya kreativitasnya. Kemempuan ini potensi laten saja ketika selama pola hidup mereka ditentuka oleh para guru dan orang tua mereka. Tetapi menjelang usia setengah baya, mereka seharusnya telah dapat mengatasi hambatan-hambatan ini dengan baik untuk mencapai prestasi optimal sesuai kemampuan mereka.

2.    Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Tengah
Aspek kognitif yang terlihat menurun pada masa dewasa tengah ini adalah daya ingat, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. Tentu saja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah. Banyak hal yang menyebabkan daya ingat menurun. Menurut penelitian Craik (1997), daya ingat menurun pada masa dewasa tengah lebih mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long term memory) terlibat daripada memori jangka pendek (short term memory). Daya ingat juga lebih mungkin turub ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan (Hultsch, 1971 ; Smith, 1977). Daya ingat juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat kembali adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak sering digunakan (Riege 7 Inman, 1980). Daya ingat pada masa dewasa tengah akan menurun juga jika kesehatannya jelek dan sikapnya negative (Poon,1985 ; Salthouse, 1989). Dan akhirnya, daya ingat cenderung menurun jika diharapkan mengingat (recall) daripada mengenali (recognize) (Mandler, 1980).

3.    Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Akhir
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.

Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana.
  • Orang yang sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin lamban.
  • Orang yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan cara lama dan tidak ingin adanya perubahan.
Ada 3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut, antara lain sebagai berikut :
a)       Pendidikan
Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain:
  • Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya
  • Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya.
  • Ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang relevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya.
  • Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
b)       Pekerjaan
Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang harus  tersingkir dari dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.

c)      Kesehatan
Dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual individu (Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian yang menemukan bahwa hipertensi ternyata berkorelasi dengan berkurangnya performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60 tahun (Wilkie & Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi (Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh factor-faktor yang terkait dengan kesehatan daripada factor usia semata.

Gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan  kecakapan kognitif pada Subjek  pria dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang/tidak pernah berolah raga.

Penelitian berikutnya (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut ini adalah pemilihan jenis olah raga yang akan dijalani, harus disesuaikan dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu.

Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berfikir kreatif bagi orang berusia lanjut cenderung berkurang. Dengan demikian prestasi kreativitas dalam menciptakan hal-hal penting pada orang berusia lanjut secara umum relatif kurang dibandingkan mereka yang lebih muda.

E.   Perkembangan Sosioemosional
1.    Perkembangan Sosio-emosional Pada Masa Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja. Ia dianggap kritikal karena  disebabkan pada masa  ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.

Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidup­an psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan me­masuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua.

Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan  perkembangan sosioemosional pada masa  dewasa awal, di antaranya :

(a)  Mencari dan menemukan calon pasangan hidup.
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang sah yaitu perkawinan resmi.Tentu saja perkawinan tersebut dilakukan atas dasar cinta yang romantic dan cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan.Cinta yang romantic juga disebut “cinta yang bergairah” karena memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan ,dan sering kali mendominasi bagian awal suatu hubungan cinta.Peneliti cinta yang terkenal,

Ellen Berscheid(1988) mengatakan bahwa cinta romantic adalah hal yang ia percaya harus kita pahami jika akan mempelajari apa cinta itu sesungguhnya.Cinta yang romantic mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda.
Ketakutan,kemarahan,gairah seksual,kesenangan,dan kecemburuan sebagai contoh.

Sedangkan cinta yang penuh afeksi disebut juga cinta yang penuh kebersamaan yaitu ketika tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan sayang tehadap orang tersebut.

(b)  Membina kehidupan rumah tangga.
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me­nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.

Dari sini, mereka mem-persiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.Namun, sebelum mempersiapkan membina rumah tangga ada beberapa orang yang melakukan fase pertama yaitu leaving home and becoming a single adult yaitu proses dimana remaja menjadi orang dewasa dan keluar dari keluarga asalnya untuk sementara waktu karena ingin merasakan hidup mandiri dan mempunyai privacy.

Pasangan baru adalah fase kedua setelah fase leaving home and becoming a single adult,yaitu dimana dua idividu  dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru.Fase ini tidak hanya melibatkan pembangunan satu sistem pernikahan baru,tetapi juga penyusunan kembali hubungan dengan keluarga jauh dan teman-teman untuk melibatkan pasangan.

(c)  Meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga.
Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.

Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.

Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
  • · Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
  • · Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
  • · Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya

Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.

(d)  Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja.
Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.

Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
  • · Masalah seksual
  • · Kurangnya dukungan dari keluarga
    • · Gaji yang kecil
    • · Pekerjaan yang monoton
    • · Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
    • · Ada masalah dengan atasan
    • · Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan
· Adanya target produksi, dll.
(e)  Menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti:
o   Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,surat  paspor/visa bagi mereka yang ingin ke luar negeri.
o   Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan),
o   Menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak ter-cela di mata masyarakat.
o   Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian B membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

2.    Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Dewasa Tengah
Perubahan minat selama usia madya perubahan – perubahan tersebut jauh kurang kentara daripada perubahan – perubahan yang terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan. perubahan minat yang ada perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam hidup, konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan peran penting dalam menekan keinginan mereka disbanding pada masa yang relative masih muda.

Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama periode usia madya seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari anak – anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga” penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama tahun – tahun usia dini.

Ada penurunan dalam pembedaan jenis kelamin, dimana pria semakin berminat terhadap kegiatan yang dipandang sebagai kegiatan wanita, seperti membaca berita ringan daripada kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan pria seperti olahraga, menonton pertandingan olahraga, dan sabagainya.

3.    Perkembangan Sosioemosional Pada Masa Dewasa Akhir
Perkembangan sosioemosonal jika dilihat dari penyesuaian perubahan minat, dan penyesuaian pekerjaan.
Mengenai minat dan keinginan tersebut dibahas pada uraian berikut ini :
o   Minat pribadi
·         Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin tua.
·         Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlubat dalam kegiatan sosial.
·         Minta terhadap uang : pensiun atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
o   Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan
o   Minat sosial
o   Minat untuk mati

Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada pekerjaan yang bersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka lebih puas dengan pekerjaannya pada orang yang lebih muda. wanita yang tidak bekerja selama masa dewasa ini ketika mereka sibuk dengan pekerjaan rumahtangga dan mengurus anak, sering kali bekerja usia madya dan mendapatkannya. sebagai komponensasi kepuasan dari tanggungjawab keluarga dan rumah semakin berkurang.




DAFTAR REFERENSI



http://belajarpsikologi.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/
http://bukunnq.wordpress.com/2011/04/23/perkembangan-sosio-emosional-pada-masa-dewasa-awal/
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html
http://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/10/perkembangan-manusia-human-development/
http://tafany.wordpress.com/2007/12/03/masa-dewasa-dini-by-nurul-dkk/
http://www.psikologizone.com/perkembangan-kognitif-masa-dewasa-akhir/06511440
Hurlock, Elizabeth B., PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar